Melihat fungsi sterilizer dan penggunaanya disuatu pabrik kelapa sawit dengan menggunakan energi panas berbentuk steam, maka untuk mencegah resiko yang dapat ditimbulkan, secara teknis perlu diperhitungkan faktor-faktor yang dapat menjamin kepada jalannya proses dan pengoperasiannya serta keselamatan kerja.
Bahkan karena sterilizer ini termasuk kedalam kategori jenis tabung uap, sehingga mulai dari desain, fabrikasi, erection, hydrotest dan steam test harus diawasi dengan teliti oleh instansi yang berwenang untuk mendapatkan izin operasinya dan tunduk kepada peraturan dengan dasar hukum antara lain:
· Undang-undang uap (Stoom Ordonantie) 1930
· Peraturan Uap (Stoom Verordening) 1930
· Instruksi menteri Tenaga Kerja
· Surat edaran menteri tenaga kerja
· Pedoman Teknis.
Kelalaian dan kesalahan pengoperasian akan dapat menimbulkan bahaya terhadap keselamatan kerja, misalnya: peledakan, korban manusia, kerusakan dan gagalnya hasil suatu produksi (proses produksi stop).
OLeh karena itu pada unit sterilizer sangat diperlukan pemasangan anpendages yang dapat dioperasikan secara manual ataupun otomatis sehingga terlepas dari bahaya tersebut diatas, serta memantau perlakuan proses yang sedang berlangsung untuk mengarahkan kepada standart yang telah ditentukan.
Ketentuan teknis yang yang harus dipenuhi antara lain:
1. Bahan.
a. SA. 515 GR.60 eqivalen dengan BS 42
b. Tegangan tarik = 42,2 : 56,2 kg/mm2- Breaking Strengt.
c. Elastisitas = 22,5
d. Regangan = 25 %
2. Perhitungan kekuatan konstruksi harus sesuai dengan standar :
a. ASME
b. BS
c. JIS
d. DIN
e. dan lainnya.
3. Kawat las yang digunakan untuk menyambung plat:
a. RD 360, AWS 7016 (NIKO)
b. JIS 05016
c. LB. 52 (KOBE)
d. PH 36 (PHILIPS)
e. OK.5304 (ESAB)
4. Juru Las harus kelas I mulai dari IG hingga 6G
5. Prose Pengelasan untuk menyambung bagian plat sterilizer dengan tahapan:
a. Pembuatan kampuh
b. Plat di rol
c. Pengecekan kebulatan badan sterilizer
d. Mengelas dimulai dari las kancing (titik), las akar, las sisi.
e. sampel las.
6. Sampel las yang diambil di lakukan uji mekanis, uji kimia dan x-ray.
7. Selain pengujian pengambilan sampel seperti point 6, pengujian Non Destructive Test perlu dilakukan seperti ; DYE Penetran yang bertujuan mengetahui cacat permukaan dan UT/X-Ray bertujuan untuk mengetahui cacat las sebelah dalam.
8. Setelah semua bagian disampung dalam proses erectionnya dilakukan hydrotest dengan tahapan :
a. P + 5
b. 2 x p
c. 1,5 x P
d. P+3
9. Setelah dilakukan hydrotest lakukan pengujian dengan menggunakan steam test sambil menguji savety valve.
0 comments:
Post a Comment