Hal sederhana yang menjadi perhatian utama dari keberhasilan proses pengolahan buah sawit adalah perebusan atau sterilizing. Karena tahap inilah terjadi perubahan bentuk buah sawit dari tandan buah segar menjadi buah rebus, berubahnya kadar air di tandan kosong, daging buah dan berubah polysakarida menjadi monosakarida sehingga berondolan dapat dengan mudah lepad sari tandan dan sebagainya.
Jika proses perubahan ini tidak dilakukan dengan norma pengolahan yang ditentukan pasti proses selanjutnya tidak akan berhasil.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses perebusan atau sterilizing adalah tekanan uap dan waktu untuk merebus. Umumnya perebusan dilakukan dengan tekanan 2,8-3 kg/cm2 dengan masa holding time 45-50 menit.
Kalau untuk waktu sudah tentu, 45-50 menit holding time tidak akan sulit untuk dilaksanakan karena hanya tinggal menunggu waktu berjalan saja. Namun untuk tekanan uap akan sulit diperoleh tekanan stabil sepanjang masa holding time, sehingga persepsi kebanyakan orang tekanan 2,8 kg/cm2 sudah dapat diterima.
Menurut saya, tekanan perebusan harus 3 kg/cm2 di manometer (pressure gauge), tidak boleh 2,8 kg/cm2
Kenapa? karena daerah bagian bawah sterilizer mengandung kondensat dan temperaturnya lebih dingin dibandingkan bagian atas sterilizer. Jika bagian bawah sterilizer lebih "dingin" tentu tekanan uap lebih rendah karena temperatur berbanding lurus dengan tekanan.
Jadi dengan penunjukan di manometer 3 kg/cm2 maka tekanan dibagian bawah sterilizer sekitar 2,8 kg/cm2.
Dengan demikian jika tekanan perebusan di manometer sebesar 2,8 kg/cm2 maka bagian bawah sterilizer lebih kurang 2,6 kg/cm2. Dengan demikian tekanan dan temperatur rata-rata perebusan tidak tercapai.
Oleh sebab itu penting dipertahankan tekanan perebusan adalah 3 kg/cm2 bukan 2,8-3 kg/cm2.
0 comments:
Post a Comment