Sunday, September 2, 2012

Mengidentifikasi Losis Inti.

Inti sawit seolah-olah menjadi second product di pabrik kelapa sawit, sering dikorbankan untuk mendapatkan minyak sawit terutama di pengoperasian screw press. Tekanan double cone yang diberikan kadangkala melebihi yang diijinkan sehingga banyak inti sawit menjadi hancur dan cenderung terhisap oleh blower LTDS sehingga menjadi losis.

Namun walaupun kadang kala ada kebijakan yang demikian, kita wajib mengetahui seberapa besar inti sawit yang kita korbankan, apakah sebanding dengan jumlah minyak sawit yang kita dapatkan.

Untuk itu perlu tahapan identifikasi losis inti di pabrik kelapa sawit yang kita kelola sbb:

  1. Mengetahui potensi jumlah inti sawit teoritis. Untuk mengetahui potensi jumlah inti sawit teoritis dapat dilakukan dengan sample MPD (Mass Passed Digester) atau menggunakan analisa tandan lengkap. Sebaiknya parameter yang digunakan untuk menghitung digunakan sesuai kondisi TBS dilokasi. Cara yang lebih baik perhitungan potensi jumlah inti sawit dapat juga dilakukan dengan Analisa Tandan Lengkap sehingga diperoleh potensi rendemen teoritis yang ada dalam buah sawit.
  2. Tahap berikutnya menghitung potensi rendemen inti sawit yang berasal dari hasil pengempaan atau fibre eks screw press. Kurangkan rendemen minyak teoritis dengan potensi rendemen inti eks screw press. Dengan demikian kita memperoleh inti sawit yang hancur menjadi tepung akibat pengempaan di screw press.
  3. Periksa losis destoner/nut transport fan apakah ada biji sawit dan atau inti sawit yang terikut, seharusnya losis inti sawit = 0%.
  4. Analisa jumlah inti sawit di corong input ripple mill dan out put ripple mill. Jumlah inti seharusnya sama untuk berat sampel yang sama, jika ada perbedaan yang mencolok berarti ripple mill kita bukan memecah biji lagi namun menghancurkan inti sawit. Stel kembali jarak ripple plate dengan rotor bar sehingga inti sawit tidak banyak yang hancur. Pemecahan biji sawit di ripple mill sangat menentukan tingkat lossis di LTDS dan hydrocylone karena inti sawit yang pecah menjadi bagian yang kecil cenderung lebih mudah terikut cangkang sawit dan menjadi losis. Sebaiknya jumlah inti pecah maksimum 15 %.
  5. Losis di LTDS umumnya selain faktor inti pecah tinggi juga akibat kecepatan udara yang terlalu besar, penyetelan kecepatan udara dilakukan dengan membuka ventilasi yang ada diseparating coulumb atau mengurangi bukaan damper LTDS. Selain faktor tersebut faktor keausan karet/seal air lock juga sangat mempengaruhi kestabilan kecepatan udara oleh sebab itu periksalah setiap minggu kondisi karet air lock dan pastikan tidak ada udara by pass yang masuk ke separating coulumb LTDS. Maksimal losis inti 2% terhadap contoh.
  6. Losis hydrocyclone dapat dikendalikan dengan mengatur fortexfinder, mengawasi tingkat keausan lubang nozel dan tekanan discharge pompa. Umumnya keausan nozel dan penyetelan fortex finder hampir setiap hari dapat diamati langsung namun kondisi keausan impeler pompa tidak terlihat dan efeknya sangat lambat terjadi namun pasti keausan terjadi setiap hari. Pastikan diameter impeler masih layak untuk dipakai. Maksimal kehilangan inti 4% terhadap contoh.

Dengan mengetahui titik losis inti sawit, mengendalikan penyebab dan jumlah losis inti diharapkan rendemen inti sawit bisa lebih maksimal.

0 comments:

Post a Comment