Skip to main content

Posts

LORI

Lori yang berisi buah sawit Lori adalah alat penampung buah sawit yang akan direbus/disterilkan di sterilizer. Lori umumnya dibuat untuk menampung 2.500 kg TBS (Tandan buah segar). Lori memegang peranan penting terhadap sirkulasi buah sawit dari loading ramp ke sterilizer hingga ke pengumpanan di thresshing. Jumlah lori yang kurang akan mengakibatkan penumpukan buah di loading ramp, tingginya siklus sterilisasi sehingga mengakibatkan turunnya kapasitas olah. Penyebab lori kurang pada umumnya terlambatnya perbaikan/penggantian lori yang rusak atau jumlah lori yang di buat/dibeli dari pemasok memang kurang (namun hal ini sangat jarang terjadi.). Kerusakan lori umumnya (jika Pabrik kelapa sawit menggunakan hoisting crane) yaitu:

Screw Press

Screw press adalah mesin yang melanjutkan proses pemisahan minyak dari digester yang terdiri dari double screw yang membawa massa press keluar dan diaplikasikan tekanan lawan yang berasal dari hydraulic double cone. Digested MPD masuk melalui chute/corong  dan jatuh ke pangkal double screw, masing masing screw berputar saling berlawanan membawa massa press keluar. Pada saat bersamaan double cone memberikan tekanan lawan sehingga minyak keluar melalui lubang perforasi press silinder dan melalui pipa aliran minyak yang terhubung ke body/casing press minyak mengalir menuju oil gutter bergabung dengan minyak yang keluar dari bottom perforasi plate digester. Bagian utama screw press adalah Double screw Press silinder Casing/Body Gear Box Hydraulic double cone.

FRUIT ELEVATOR

  Fruit elevator adalah alat angkut yang memindahkan berondolan rebus dari elevasi rendah ke elevasi tinggi. Bagian utama dari fruit elevator yaitu: body, bucket dan rantai. Fruit elevator merupakan jalur kritis yang mendapat perhatian ekstra, oleh sebab itu pabrik kelapa sawit membangun 2 unit fruit elevator walaupun selama pabrik mengolah hanya menggunakan satu unit saja (Untuk pabrik dengan kapasitas 30-45 ton TBS/jam). Gerak utama penggerak berputar dengan kecepatan yang konstan sementara rantai akan berjalan diatas plat rantai sepanjang tinggi efektif fruit elevator. Keberhasilan fruit elevator dicapai jika semua berondolan rebus dapat diangkut semua dan menuangnya ke upper cross conveyor dengan baik.

DIGESTER

  Digester adalah alat untuk melumatkan Mass Passed to Digester (MPD) dengan cara mengaduk menggunakan stirring arm (seperti pisau blender) dengan kecepatan putaran 26 rpm didalam bejana slinder tegak. Proses pengadukan juga dibantu oleh live steam injection kedalam bejana dengan temperatur 90-95 derajat celcius hingga daging buah menjadi lebih lunak dan minyak sawit mudah terpisah dari daging buah. Bagian utama digester terdiri dari:

Digesting dan Pressing

  Tahapan penting berikutnya dalam proses pengolahan di pabrik kelapa sawit adalah pelumatan dan pengempaan (digesting dan pressing). Alat yang melakukan pekerjaan ini dinamaan Digester dan Pressing . Tahapan ini menentukan berapa banyak minyak sawit yang diekstrak dari daging buah. Parameter yang perlu diperhatikan selama proses digesting dan pressing adalah sbb:

Proses Pabrik Kelapa Sawit

Uraian proses pengolahan stasiun demi stasiun secara garis besar dapat disampaikan sebagai berikut : Alur proses pengolahan minyak sawit  (Urutan penulisan sesuai tahapan proses sebenarnya) : Jembatan Timbang Loading Ramp Transfere Carriage Rail Track Yard Sterilizer Hoisting Crane

Kriteria Matang Panen

  Postingan sebelumnya telah dijelaskan aktivitas utama yang ada diloading ramp. Menyortir adalah kegiatan untuk memeriksa mutu buah sebagai fungsi kontrol terhadap kegiatan panen di afdeling dan memilih buah sawit pembelian dari petani yang sesuai harga pembelian. Kriteria matang panen buah sawit kebun sendiri berbeda dengan kriteria matang panen buah sawit pembelian. Kriteria matang panen kebun sendiri memiliki beberapa klasifikasi atau fraksi mengingat organisasi untuk melakukan tersebut tersedia dengan baik, mulai dari Asisten tanaman, mandor, pemanen dan anggaran untuk menggerakkan unsur organisasi tersebut. Sedangkan buah sawit petani tidak jelas konsep kriteria matang panen buah sawitnya, mengingat petani tidak memiliki fasilitas seperti organisasi/perusahaan perkebunan. Oleh sebab itu penentuan kriteria penerimaan buah sawit petani bukan berdasarkan mutu panen melainkan berdasarkan harga pembelian yang ditentukan dari rendemen minyak dan inti sawit yang dikalikan dengan h...