Vertical Sterilizer

Vertical Sterilizer, proses yang dahulu kala dihindari sekarang dilirik kembali, efesienkah?

Sterilized With Vertical Sterilizer

Pengisian TBS kedalam vertical sterilizer untuk direbus merupakan salah satu yang mempengaruhi siklus perebusan dan menjadi titik kritis di pabrik kelapa sawit.

Clarification

Stasiun yang hanya mengurangi kadar air dan kotoran saja, tidak ada penambahan minyak namun bisa menjadi sumber losis yang besar.

Composting

Pengelolaan Tandan Kosong akan menambah nilai sebuah by product.

Tumpukan TBS di Loading Ramp

Handling TBS pertama secara fisik yang akan menentukan mutu dan losis saat proses pengolahan.

Saturday, March 15, 2014

Kenapa disebut decanter ecod?

Saat melakukan kunjungan dinas ke sebuah PKS baru yang memakai decanter 2 phase menimbulkan pemikiran yang berbeda tentang prinsip pengolahan kelapa sawit yang saya pahami namun disinilah daya pikatnya. Pemakaian alat ini memang bukan hal baru di PKS namun produsen decanter tersebut memberi embel-embel ecod pada sistem prosesnya sehingga ada beberapa perubahan proses dan karakteristik cairan yang diproses decanter. 

Pemberian label ecod hanya menyesuaikan dengan proses di pabrik yang tidak perlu menggunakan air pengencer, low losis dan slurry dapat dimanfaatkan untuk pupuk pada aplikasi komposting sehingga tidak perlu mengalirkan slurry ke kolam limbah. 

Sebelum tahun 2012 decanter 2 phase digunakan untuk mengganti fungsi continous silindrical settling tank sehingga pemisahan minyak lebih cepat dan murah. Namun setelah tahun 2012 produsen mengupdate flow process dengan menggunakan COT untuk memisahkan minyak sedangkan sludge tetap diolah melalui decanter dengan melewati tahapan proses desanding dan pemanasan terlebih dahulu.

Masalahnya ketika saya mendengar ucapan staf yang menguji decanter jika minyak yang dihasilkan belum bagus karena masih mengandung kadar air yang tinggi belum murni katanya. Saya terheran, karena saya tidak memperdulikan seberapa "murni" minyak yang dihasilkan decanter namun seberapa banyak decanter tersebut menekan lossis minyak sawit yang terikut ke slurry karena toh air yang masih terikut tetap dipisahkan di COT atau double Oil Tank (2 oil tank yang dihubungkan dengan over flow). Kenapa saya kwatir, karena kadar minyak yang masih terkandung di sludge masih sebesar 20% bandingkan dengan menggunakan CST yang hanya 5-7%. Dimana sebagian PKS menggunakan sludge separator, decanter 3 phase dan decanter 2 phase untuk memisahkannya.

Disisi lain ada pemikiran untuk memaksimalkan decanter bekerja feeding sludge dikondisikan dengan mengandung minyak sebesar 50% artinya minim pengutipan minyak sebelum masuk decanter, padahal update terbaru flow proses dari produsen decanter menyarankan pengutipan minyak di COT yang telah terpisah yang sebelumnya tidak ada.

Disinilah terjadinya ide yang beragam yang muncul padahal prinsip pengolahan minyak sawit yang ada selama ini adalah pengendalian losis (memaksimalkan pengutipan minyak) dilakukan disetiap alat/stasiun kerja dimana proses sedang bekerja bukan pada stasiun selanjutnya.

Jika menggunakan COT yang memiliki pengutipan minyak sawit, apakah anda akan melewatkannya sehingga kandungan minyak yang semestinya 20% menjadi 50% masuk ke decanter dan losis yang ada terbuang ke slury yang berakhir di kolam limbah?

Apa pendapat anda silahkan share di komentar.

Saturday, January 25, 2014

Dosis Awal Bahan Kimia Pada Boiler di Pabrik Kelapa Sawit


Boiler di pabrik kelapa sawit sangat memegang peranan penting dalam proses pengolahan, sehingga boiler selalu menjadi titik perhatian bagi setiap manajemen PKS.

Kerusakan pada pipa boiler sangat dihindari, bukan hanya karena akan memerlukan biaya yang tinggi untuk perbaikannya namun juga kerugian yang timbul jika boiler tidak beroperasi yang mengakibatkan pabrik kelapa sawit tidak dapat beroperasi.
Selain itu perbaikan pipa boiler juga memakan waktu yang cukup lama.


Friday, November 8, 2013

Cara lain menekan losis inti sawit di hydro cyclone

Dalam proses pengolahan selalu di tuntut pengendalian losis yang minimal dan capaian produksi minyak dan inti maksimal.
Untuk mencapai hal tersebut tentu perlu dilakukan monitoring dan penyetelan alat sesuai dengan kondisi proses yang berlangsung.
Monitoring berupa pengambilan sample uji dari aliran proses pengolahan minyak sawit dan inti sawit setiap jam atau setiap dua jam, tergantung SOP yang berlaku bagi perusahaan.
dari analisa sampel yang diambil diperoleh angka yang di bandingkan dengan norma proses pengolahan dan diketahui apakah losis masih dalam kondisi baik atau tidak. Nah jika losisnya melewati norma maka diperlukan penyetelan ulang alat, bisa berupa penyetelan batal tertinggi kuat arus listrik elektromotor, tekanan hidrolik, atau posisi fortex finder hydro cyclone.
Namun kadangkala operator tidak menyetel ulang jika hasil analisa tidak sesuai norma jika tidak diperintah langsung oleh atasan, selidik punya selidik bukan karena tidak cakap, tidak tahu namun karena malas akibat sulit untuk memperoleh kondisi aman dan nyaman untuk melakukan pekerjaan.
Sebagai contoh, hydrocyclone seperti pada gambar:


Saturday, June 15, 2013

Polishing Drum Di Pabrik Kelapa Sawit

polishing drum di pabrik kelapa sawit

Polishing drum di pabrik kelapa sawit termasuk jalur kritis yang sangat mempengaruhi proses pengolahan di pabrik kelapa sawit saat mengolah buah sawit. Untuk pabrik kelapa sawit 30 ton tbs/jam memiliki satu jalur polishing drum, jika terjadi stagnasi maka pabrik kelapa sawit akan stop mengolah buah sawit.


Polishing drum di pabrik kelapa sawit berfungsi untuk membersihkan serat atau fibre sawit yang masih melekat di lapisan biji sawit atau nut. Dengan bersihnya fibre sawit tersebut tentu akan memaksimalkan daya benturan (collision) biji dengan dinding nut cracker. Selain itu dengan bersihnya fibre di biji sawit atau nut akan menjaga kebersihan nut silo atau silo biji sehingga struktur silo biji lebih awet dan nut/biji sawit dapat turun dengan lancar akibat gangguan sampah yang berkurang.

Polishing drum di pabrik kelapa sawit terbuat dari plat baja minimal tebal 8 mm yang dibagian pangkalnya diberikan seperti conveyor pendek selebar separating kolom yang berguna mendorong biji yang jatuh masuk body polishing drum yang berputar. Gerakan utama dari polishing drum adalah berputar sedangkan biji sawit tetap berada dibagian bawah atau berguling-guling sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan fibre lepas dari biji. Didalam polishing drum juga dlengkapi dengan plat pembawa biji sawit, plat ini dilas kebody polishing drum, dan dibuat miring searah pergeragan biji. Jadi fungsi plat pembawa ini selain untuk mengangkat biji juga berguna untuk mendorong biji keluar dari polishing drum. Biji sawit perlu diangkat kemudian jatuh dengan sendirinya agar fibre yang lepas dapat terhisap oleh isapan blower fibre cyclone (semacam membalik biji sawit).

Untuk memaksimalkan kebersihan biji selain kecepatan putaran polishing drum panjang polishing drum serta masa tahan selama proses pemolishan harus menjadi perhatian.

Polishing drum di pabrik kelapa sawit juga dilengkapi dengan lubang berdiameter atau bergaris tengah 5 mm untuk menyaring partikel inti sawit yang pecah sehingga kebersihan biji lebih baik dan pemecahan biji lebih maksimal.



Monday, May 27, 2013

Tekanan Uap di Sterilizer

tekanan uap di sterilizer untuk pengolahan buah sawit

Hal sederhana yang menjadi perhatian utama dari keberhasilan proses pengolahan buah sawit adalah perebusan atau sterilizing. Karena tahap inilah terjadi perubahan bentuk buah sawit dari tandan buah segar menjadi buah rebus, berubahnya kadar air di tandan kosong, daging buah dan berubah polysakarida menjadi monosakarida sehingga berondolan dapat dengan mudah lepad sari tandan dan sebagainya.


Jika proses perubahan ini tidak dilakukan dengan norma pengolahan yang ditentukan pasti proses selanjutnya tidak akan berhasil.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses perebusan atau sterilizing adalah tekanan uap dan waktu untuk merebus. Umumnya perebusan dilakukan dengan tekanan 2,8-3 kg/cm2 dengan masa holding time 45-50 menit.

Saturday, May 25, 2013

Konservasi Air dari Pabrik Kelapa Sawit

Pompa Air 

Air adalah sesuatu yang vital dari seluruh proses pengolahan buah sawit di pabrik kelapa sawit. Air dikonversi oleh boiler menjadi uap bertekanan dan mengubah energi mekanis menjadi elektrik dan akhirnya dimanfaatkan sebagai sumber panas di setiap stasiun yang membutuhkan.


Air juga digunakan secara langsung (air bersih) untuk pendingin mesin-mesin seperti turbine uap, genset dan prosesing pabrik kelapa sawit seperti vacuum drier, hydrocyclone.
Air juga (langsung dari sungai) dijadikan pencuci lantai pabrik atau bangunan pabrik sehingga biaya untuk pembersihan pabrik kelapa sawit lebih murah karena air tidak mengalami proses penjernihan yang membutuhkan bahan kimia.

Saturday, May 18, 2013

Biji Sawit Perlu Dikendalikan.

Saya tertarik dengan beberapa kasus yang terjadi di stasiun pabrik biji atau kernel recovey stasiun yang selalu banyak mengalami perubahan agar mampu memisahkan inti sawit dan cangkang sawit dengan baik. Secara berat jenis, cangkang sawit dan inti sawit berbeda namun dari berat/massa bisa sama jika dengan ukuran tertentu.

Banyak orang melakukan perubahan didepan proses tapi tidak mencoba melihat sejauh mana kinerja dibelakang proses yang akan mempengaruhi tahapan didepannya.
Contohnya, banyak staf pabrik mencoba merubah atau memodifikasi jalur pengolahan biji sawit namun alat yang dipakai tida diubah, hanya jalus nya \`aja yang dirubah. Misalnya dari menggunakan 2 LTDS menjadi 1 LTDS tentu akan membebani hydrocyclone, tapi hydrocyclone tidak mengalami perubahan menerima beban input yang semakin besar. Tentu perubahan input di hydrocyclone perlu dilakukan perubahan di hydrocyclone sendiri seperti, diameter nozel yang perlu dikalibrasi ulang, putaran pumpa dengan perubahan diameter pully dsb. Jika ini dilakukan tentu akan ada keseimbangan dan hasil yang diperoleh akan lebih maksimal.

Wednesday, April 17, 2013

Pemanfaatan Gas Methana Limbah Cair PKS

pemanfaatan gas methana limbah cair PKS

 

Saat ini isu lingkungan di industri perkebunan sawit menjadi perhatian yang besar terutama menyangkut GRK (Gas Rumah Kaca). Dari beberpa penelitina terungkap (life cycle assestment, japan) bahwa penghasil utama gas rumah kaca di pabrik kelapa sawit berasal dari instalasi pengelolaan limbah cair.


Sudah cukup banyak beberpa PKS menggunakan methane capture untuk mengambil gas methane dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Tuesday, April 2, 2013

Pengenalan Proper, Pengendalian Linkungan Pabrik Kelapa Sawit



program proper untuk pabrik kelapa sawit
Porgram Penilaian Peringkat Kinerja Penaatan dalam Pengelolaan Lingkungan mulai dikembangkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup, sebagai salah satu alternatif instrumen penaatan sejak tahun 1995. Program ini pada awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH. Alternatif instrumen penaatan ini dilakukan melalui penyebaran informasi tingkat kinerja penaatan masing-masing perusahaan kepada stakeholder pada skala nasional.

Diharapkan para stakeholder dapat menyikapi secara aktif informasi tingkat penaatan ini, dan mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. Dengan demikian, dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan dapat diminimalisasi. Dengan kata lain, PROPER merupakan Public Disclosure Program for Environmental Compliance.

Friday, January 25, 2013

Kekurangan Vertical Sterilizer




kekurangan vertical sterilizer

Vertical sterilizer sedikit menjadi primadona beberapa waktu lalu. Hal ini akibat stigma "vertical sterilizer hanya untuk pabrik dengan kapasitas kecil" tiba tiba dikatakan mampu mengolah hingga kapasitas 60 ton tbs/jam bahkan lebih. 

Kelebihan yang ditonjolkan mampu mengurangi biaya perawatan pabrik karena tidak memerlukan lori, rel, kapstan, hoisting crane dan accesoriesnya dan mampu menghemat manpower distasiun tersebut. Benarkah?
Pengamatan saya melihat (untuk pabrik existing yang merubah horizontal sterilizer menjadi vertical sterilizer) tidak sepenuhnya benar, sedangkan untuk pabrik baru saya belum melihat langsung.